SEBAGAI GAMBARAN
Sekarang abad Pengetahuan, bukan zamannya Kepercayaan.
Sekarang Abad Pengetahuan, Abad kepercayaan sudah lampau.
Tulisan ini bukan bersifat menghina, tetapi mengajak pembaca berpikiran realistis dan objektif, terutama kalangan generasi muda.
Manusia purba belum mepunyai keyakinan apapun, hidupnya hanya mencari makan dan berkembang biak hampir sama dengan binatang, tetapi dia sudah mempunyai akal.
Manusia primitive , sudah mempunyai kepercayaan yang primitive, misalnya kekuatan alam dipersonalitikan, seperti angin, matahari bulan diberi penghormatan sesuai pemahaman ketua sukunya..
Dalam perkembangan berikutnya kekuatan alam itu diberi label seperti dewa matahari, dewa laut , dewa bumi dll mulailah adanya budaya penyembahan.
Zaman Berhala. Perkembangan berikutnya Manusia mulai memiliki imajinasi. Suatu benda yang dianggapnya bisa mempunyai kekuatan, diluar kekuatan alam jika benda disakralkan. Benda yang dianggapnya mempunyai kekutan itu disebut berhala.
Zamannya Agama . Perkembangan berikutnya makhluk imajinasi yang diwujudkan dalam bentuk berhala tidak diperlukan lagi, karena menusia sudah memiliki Iman, yaitu keyakinan kepada yang tidak Nampak.
Makhluk imajinansi yang diimani itu disebut Tuhan, benda2 visual tidak diperlukan lagi, akibatnya umat hanya percya kepada imam2 atau rasul2 yang “katanya “ bisa berkomunikasi dengan makhluk imajinasi itu.
Imam atau rasul mempunyai kekuasaan yang amat besar perintah atau ajarannya tidak boleh dibantah, karena “katanya” dari Tuhan.
Zamannya Ilmu Pengetauan Setelah manusia mengamati bumi, matahari dan pergerakan energy alam semesta, ternyata kekuatan itu hanya berupa kodrati, tidak ada personil didalamnya,
Manusia mengamati makhluk hidup, kerumitan didalamnya luar biasa, demikian pula dalam tatanan kehidupannya, ada makhluk hidup di air, di darat dan di udara semua dilengkapi sesuai dengan kodratnya .
Mereka amati pergerakan benda2 angkasa , semuanya bergerak teratur dengan pola gerakan yang terpadu berasal dari satu titik sumber gerakan.
Hal ini membuktikan bahwa semua gerakan alam ini dikendalikan dari satu sumber energi yang luar biasa, dengan program dan tatanan yang sudah baku, Jika ada benda, baik makhluk maupun benda2 angkasa yang keluar dari orbitnya, pasti akan hancur.
Setelah menyelusuri alam fisika, manusia memasuki alam metafisik yang ada dalam dirinya, dipelopori oleh para spiritualis.
Manusia mulai masuk kedalam alam bathin, Mereka melihat bahwa Sang Ego atau ke-Akuan yang ada dalam bathin manusia terbentuk dari deteksi panca indria terhadap lingkungannya, kemudian berkaloborasi dengan otak atau pikiran, maka jadilah dia sang Aku.
Ego yang berkaloborasi dengan kesadaran disebut Bathin.
Bathin dapat melihat dirinya dan sekitarnya karena ada unsur kesadaran .Bathin dapat mengerti kenapa dia tidak dapat mengendalikan fisiknya sesuai jalan pikirannya, tetapi digerakkan oleh instrumen lain yang ada dalam dirinya. Kekuatan itu berupa program, yang ditanam dalam diri setiap makhluknya.
Bathin manusia menyelidiki program itu, ternyata program makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya tidak ada yang sama, tetapi saling kait-mengait. Hal ini berarti seluruh alam semesta ini ditata dalam satu program universal.
Secara fisik, sudah diketahui bahwa semua gerakan alam semesta bersumber dari satu titik sehingga gerakananya bisa teratur, demikian pula makhluk hidup , jalan hidupnya diprogram menuju satu titik tujuan evolusi.
Evolusi fisik dan mental makhluk hidup paralel dengan kondisi bathinnya, seberapa besar ikatan ego terhadap unsur kesadaran.
Setelah bathin mengamati seluruh aktivitas alam fisik dan metafisik ternyata mempunyai satu tujuan, yaitu menarik unsur kesadaran, menyatu dengan kesadaran murni.
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Panca Sila, sama dengan Sang Yang Tunggal dalam agama Hindu, realitasnya adalah makhluk universal yang menjadi sumber gerakan dan program evolusi makhluk hidup menuju satu titik alam kesadaraan murni.
Bagaimana dengan Allah Akbar dan Allah Bapa,…? Hakikatnya adalah imajinasi yang tidak lengkap dipakai untuk mempfokuskan keyakinan umat, karena umat belum memiliki pengetahuan, masih berada dalam budaya kepercayaan.
Kenapa Bung Karno mempunyai pengetahuan tentang realitas Tuhan,.? Karena Bung Karno sudah menjelajahi alam bathin, dia sudah bisa melihat dunia dan akhirat, demikian pula para sufi dan para sepiritual lainnya.
Anda juga akan sampai pada tahapan itu, jika evolusi bathin anda sdh menyentuh alam kesadaran murni.
Comments
Post a Comment